Hujan


Sudah memasuki bulan april, itu artinya musim hujan akan berakhir dan akan digantikan oleh musim panas. Kemungkinan juga musim hujan masih berlangsung, karena sekarang musim hujan dan panas sulit untuk di prediksi. Ini disebabkan faktor globalisasi.

Jika ngomongin hujan yang ada di benak kebanyakan orang adalah, males pergi, cucian tidak kering-kering, tanah becek hingga atap rumah bocor. Mungkin itu sedikit alasan kenapa kalau hujan turun kebanyakan orang selalu mengeluh. Padahal hujan adalah berkah untuk Bumi ini.

Sebelum membahas lebih jauh, gue disini mau cerita sedikit pengalaman gue saat kehujanan setelah pulang kerja. Nah, ceritanya begini :

Teet..teet...teet, tanda bel kalau para pekerja harus pulang. Sekitar pukul 4 sore gue keluar dari tempat kerja, dan saat itu cuacanya mendung dan ditbambah dengan gelap dan dingin. Setelah keluar dari tempat kerja, gue nunggu teman gue, karena gue mau nebeng. Setelah menunggu sekitar lima menit akhirnya dia datang.

"Wooy!" Gue teriak ke teman gue(sebut saja dia rendi)
"Wih, gue kira lo udah duluan" jawab Rendi.
Setelah percakapan singkat sama teman-trman yang lain, gue dan rendi segera pulang.
"Oi, ayo cepet balik, keburu turun huja nih" kata gue.
"Ayo, ayo kalau hujan payah nih" kata Rendi

Setelah itu gue bonceng di belakang motornya Rendi. Mesin di hidupin, teng..teng..teng. suara kas motor dua tak milik Rendi yang bisa membuat orang tutup telingan karena bunyinya yang berisik, hahaha๐Ÿ˜€

Setelah itu motor mulai jalan, dan asap-asap hasil pembakaran motor dua tak nya sukses membuat jalanan seperti di fogging agar nyamuknya pada mati, hahaha. Setelah melaju beberapa lama yang enggam jauh dari tempat gue kerja. Satu titik air mengenai kulit gue, dan gue berkata pada Rendi "woy, cepetan dikit, udah mulai gerimis nih".

Setelah gue ngomong gitu, satu titik air, dua titik air, tiga titik air dan banyak titik air mulai turun membasahi bumi. Tanpa gue suruh, Rendi dengan secepat kilat menaikkan kecepatan motornya. Tapi na'as, gue dan Rendi masih kurang cepat dari pada turunnya hujan. Dan akhirnya hujan mulai lebat, yang tadi ukuran air cuma setitik, sekarang air menjadi seukuran snack pilus.

Hujan dengan seukuran pilus ditambah dengan kecepatan motor yang kencang, maka mau tidak mau, gue harus rela menahan rasa sakir seperti ditusuk jarum.
"Gimana nih" tanya rendi
"Mana gue tahu, lo bawa jas hujan gak?" Tanya gue balik
"Enggak" jawabnya
"Aish, shit" lanjut gue
"Cari tempat teduh aja, gimana?" Tanya rendi lagi
"Gue ngikut aja deh"

Saat sedang mencari tempat untuk berteduh dari serangan air hujan yang sangat deras ini, gue sempat mengumpat "shit, kenapa harus hujan juga sih" kata gue dalam hati. Akhirnya gue dan rendi berhenti di tepi jalan, untuk cari tempat berteduh, tapi nasib beruntung belum memihak kita.
"Gimana, enggak ada tempat untuk berteduh?" Tanya Rendi
"Lha gimana, ini baju juga udah basah, mending lanjut jalan aja deh, sekalian hujan-hujanan, hehehe" jawab gue
"Oke, oke, tapi gue titip Hp ama dompet gue di tas lo" kata Rendi
"Oke" jawab gue.

Akhirnya gue dan Rendi menerobos hujan yang lebat, dan setelah setengah perjalanan pulang, hujan secara perlahan mulai mengurangi intensitas turunnya. Dan pada titik inilah gue merasakan nikmatanya hujan, gue menikmati titik demi setitik air yang membasahi tubuh gue. Gue, mulai merasakan nikmat kehujanan, entah sudah berapa lama gue enggak pernah menikmati yang nama hujan-hujanan.

Disaai itu juga gue mulai membongkar kenangan gue waktu kecil uang sering banget hujan-hujanan bersama teman-teman gue dulu. Dimana saat gue kecil gue seneng banget yang nama hujan, dan saat mau hujan-hujanan ibu gue melarang gue untuk hujan-hujanan. Saat itu hanya ada dua pilihan kalau ibu gue udah ngelarang hujan-hujanan, yang kesatu gue nurut ibu gue dan ngelihat temen-temen gue hujan-hujan. Dan yang kedua gue nekat hujan-hujanan, hahaha๐Ÿ˜‚๐Ÿ˜๐Ÿ˜€.

Saat hujan-hujanan semua permainan menjadi seru dan asik, mulai dari main sepak bola dirumput yang tergenang banyak air hingga main kejar-kejaran di genangan air. Semua itu sungguh menyenangkan, dimana saat hujan lagi lebat-lebatnya gue dan teman-teman gue cari rumah yang ada pancuran air dari atap deres, lalu kita mandi atas air tetsebut, hahaha absurd banget kan๐Ÿ˜‚.

Dan saat ingin kencing, kita enggak usah bukan celana, tinggal kecing di celana aja dan rasakan sensai hangatnya, hahaha. Hal seperti itu sering gue lakuin bersama teman-teman gue. Nah, setelah hujan reda maka yang kita lakukan ada mengigil kedinginan di bawah pohon karena takut pulang. Karena kalau pasti di marahin oleh orang tua masing-masing, hahaha.

Saat bayangin masa kecil gue yang menyenangkan itu, secara tak sadar gue tersenyum sendiri sambil menikmati hujan yang turun menyetuh setiap inchi dari tubuh gue. Dan disaat itu juga gue mulai berpikir. Kenapa ya anak kecil suka hujan-hujanan dan anehnya mereka enggak gampang sakit, walaupun hujan-hujanan sampai berjam-jam. Lha orang dewasa yang kena hujam sedikit aja biasanya pas sampai rumah langsung sakit. Ini masih menjadi misteri tersendiri buat gue??๐Ÿ˜.

Di saat kehujanan tersebut jugalah terbesit sedikit pemikiran kalau anak kecil suka hujan-hujanan ini karena naluri anak kecil yang diciptakn untuk bersenang-senang, atau Tuhan sengaja menciptakan anak kecil yang suka hujan-hujanan untuk pembelajaran orang dewasa agar lebih bersyukur dengan hujan. Lihatlah anak kecil saat sedang hujan-hujanan, mereka begitu senang dan menikmati turunnya hujan, dipikiran mereka jika ada hujan berarti hanya ada kesenangan yang datang.

Mereka tak mempikirakan kalau hujan itu adalah bencana, kalau hujan itu dalang dari banjir dan tanah longsor. Mereka hanya memikirkan kalau hujan itu kenikmatan dari yang Maha Kuasa untuk Bumi ini. Mungkin orang dewasa harus mulai belajar dari anak kecil, kenapa anak kecil suka hujan-hujanan, karena mereka menganggap hujan itu kenikmatan yang harus disyukurin dengan cara hujan-hujanan.

Tentu saja orang dewasa cara mensyukuri berbeda, bukan dengan hujan-hujanan, tapi menfaatkan air hujan dengan sebaik-baiknya. Entah itu untuk irigasi sawah-sawah mereka atau untuk hal yang lain yang bisa bermanfaat. Tengoklah saudara kita yang kekuranganan air, bahkan mereka berdo'a agar hujan bisa turun di tempat mereka. Dan tengoklah orang-orang di afrika, saat hujan turun walaupun sebentar mereka sangat senang sekali, sampai-sampai semua orang keluar rumah untuk menikmati air hujan.

Lihatlah mereka. Mereka begitu mensyukuri hujan yang turun untuk membasahi Bumi ini, mereka begitu senang saat sumber kehidupan turun dari langit. Janganlah kita menyalahkan hujan kalau ada banjir atau tanah longsor, karena semua itu akibat ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Disaat hujan kita bisa tidur nyenyak, di saag hujan kita bisa merenungi diri kita, di saat hujan kita bisa menemukan inspirasi, di saat hujan suasana romantis timbul dan di saat hujan ngopi adalah hal yang tepat, hehehe.

Marilah kita mensyukuri hujan, janganlah salahkan hujan karena bajumu kotor atau basah. Lihatlah hujan, resapi setiap butiran-butiran yang jatuh dari langit dan menyentuh tanah. Semua itu adalah nikmat Tuhan yang tak hingga.

Dan tanpa sadar gue sudah sampai di depan rumah, dan gue tidak lupa ngucapin terima kasih pada Rendi karena sudah mau nebengin gue.

Rain is grace; rain is the sky descending to the earth; without rain, there would be no life. John Updike
(http://mobile.brainyquote.com/quotes/quotes/j/johnupdike139330.html?src=t_rain)
©milik pribadi
SHARE

Admin

Saya hanyalah seorang blogger amatir yang goblog

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.