Saat Aksi Damai di Kotori Oleh Beberapa Oknum Kampungan

Pagi ini hari ku sedikit agak buruk karena pagi ini akua tidak bisa minum secangkir kopi kesukaanku, karena faktor tensi yang meningkat sangat tinggi, entah kelalahan atau aku memang darah tinggi.

Tapi, bukan itu yang mau aku bahas kali ini, yaitu mengenai demo yang berlangsung pada tanggal 2 Desember 2016 kemarin, atau biasanya orang menyebut dengan aksi super damai 212.

Pada hari jum’at kemarin, banyak umat islam dari berbagai daerah tumpah ruah di ibu kota jakarta hanya untuk doa bersama dan sholat jum’at di bundaran monas. Sebelum ini terjadi, masa GNPF MUI akan melakukan sholat jum’at di jalan, tapi karena takut akan mengganggu ketertiban umum akhirnya dilakukanlah di monas.

Gerakan aksi super damai 212 ini diperkiarakan di hadirin ratusan ribu orang, mereka rela datang jauh-jauh hanya untuk aksi damai ini.

Suasana mendung tak menyurutkan niat para orang untuk melakukan aksi super damai ini, mereka tetap semangat walaupun pada saat itu gerimis mulai turun, mereka tetap menuju monas untuk melaksanakan sholat jum’at.

Tak hanya itu, kemarin ada kejutan yang tak terduga, ya, presiden ikut sholat jum’at bersama para anggot aksi damai 212 ini, presiden datang bersama wakil presiden dan beberapa menteri yang ikut mnedampingi beliau.

Setelah usia sholat jum’at, beliau memberikan pidato yang singkat dan mengakpresiasi aksi 212 ini berjalan dengan baik dan damai. Setelah presiden berpidato, para anggota akhirnya bubar dan pulang menuju rumah masing-masing.

Itulah sedikit cerita dari aksi super damai kemarin,sangat menyejukan hati memang, melihat begitu banyak umat islam yang bersatu padu dan dengan suasan yang sejuk yang bisa membuat siapapun akan menjadi sejuk dan damai.


Tapi, semakin besar sumur yang ada, maka semakin besar pula selokannya. Semakin banyak orang baik yang ikut demo kemarin, maka ada beberapa orang kampungan yang tak niat ikut aksi demo itupun hanya ikut-kutan saja.

Mereka ikut-ikutan tak tahu apa tujuan mereka ikut aksi kemarin, atau mereka hanya ingin di bilang keren saja. Kalau iya memang alasanya, maka hal itu sangat memalukan sekali dan mencemari aksi damai 212.

Baru tadi bagi saya melihat video yang begitu miris mengenai aksi kemarin, memang bukan aksi anarkis, tapi aksi yang tak pantas dintujukan oleh umat islam yang mencintai damai dan pemaaf.

Saya akan jabarkan sedikit mengenai video yang saya tonton. Pada mulanya saya melihat video ini saat teman saya facebook meng-share sebuah video, karena banyak komentar dan banyak juga yang share video tersebut, akhirnya saya tertarik untuk menonton video tersebut.

Dalam video yang berudarasi kurang lebih 1 menit 30 detik itu, melihatkan bagaimana masih ada orang yang sangat kampungan yang tak pernah melihat camera, mereka tak pernah melihat acara liputan sehingga mereka menganggu acara liputan tersebut.

Yah, dalam aksi 212 damai kemarin, ternyata masih ada orang yang tidak mau berdamai dan mendeskriminasi salah satu stasiun Tv swatsa di Indonesia ini karena kesalahan masa lalu.

Lalu kenapa begitu bencinya? Bukankan islam adalah rahmatan ilalamin, dan islam adalah pemaaf. Apakah kalian sebenci ini terhadap salah satu statsiun tv tersebut, sehingga dalam tugas kerja para karyawan tv tersebut yang tak tahu apa-apapun kalian ganggu.

Ingatlah, mereka juga mencari sesuap nasi untuk menghidupmu mereka. Apakah kalian tahu, beta kesalnya mereka, saat kalian ganggu? Apakah kalian tahu beta sakitnya mereka saat kalian mencaci mereka? Tapi mereka dengan senyum manis tetap tabah menghadapi hujatan yang diucapkan terus menerus.

Ingatlah UU pers, mereka berhak melakukan peliputan dimanapun dan jika ada yang menghalangi maka itu adalah pelanggaran terhadap undang-undang.

Jujur saya sedih melihat video tersebut, saya marah, kenapa harus seperti ini. Apakah kalian tidak bisa berbuat dengan cara yang sopan, jangan ganggu pekerjaan mereka, mereka juga butuh makan untuk menghidupi anak istri mereka.

Seandainya kalian yang berada di posisi wartawan tersebut, apa yang akan kalian lakukan? Marahkah atau justru malah membalas, mereka juga takut kalau anaknya yang sudah besar melihat hal tersebut, mereka takut kalau anaknya berpikir ayahnya adalah orang jahat yang di benci oleh banyak orang.

Apa kalian tidak perah berpikir sampai kesitu? Jika hal ini terus di biarkan, maka dunia pers akan tercoreng, mereka tak punya hak kebabasan untuk menyampaikan berita, kalau ada suatu berita mereka di cekal atau bahkan di larang meliput.

Saya bukan membela salah satu stasiun tv tersebut, tapi saya mengkritiki perilaku yang tida bermoral tersebut, perilaku yang seharusnya tak ada, prilaku yang seharusnya di buang jauh-jauh dari diri manusia, karena hal tersbut bisa saya merugikan mansia lain.

Pesan saya adalah, marah, benci itu boleh-boleh saja, itu sesuatu yang manusiawi sekali, tapi saat benci dan marah menjadi berlebihan, maka akan timbul sifat fanatik dan benar sendiri, mereka akan merendahkan yang lain dan selalu menjelekkan pihak yang dibenci.

Yuk mulai untuk menjadi pemaaf agar hidup kita bisa sedamai dalam aksi 212.

SHARE

Admin

Saya hanyalah seorang blogger amatir yang goblog

  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
  • Image
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Popular Posts

Diberdayakan oleh Blogger.