Setiap tahun tepat saat hampir memasukin bulan suro dalam
hitungan jawa, dan bulan muharam dalam hitungan kalender islam. Ditempat saya
tinggal sekarang pasti begitu ramai dengan orang yang berziarah.
Oh, iya tempat saya memang terdapat banyak makam wali, dan
juga banyak kiai terkenal di sana. Salah satu kiainya pernah menjabat sebagai
ketua MUI. Dan ada beberapa toko terkenal seperti pendiri jaringan islam
liberal juga dari daerah saya.
Oke kita tinggal dulu para orang hebat dari daerah saya. Disini
saya mau membahas tradisi yang amat di sayangkan kalau di tinggalkan.
Saat datang bulan suro, pasti banyak para pedagang
berduyun-duyun datang ke daerah saya, banyak orang-orang yang datang dari luar
kota, maupun dalam kota hanya untuk mencari rezeky di sempitnya jalan yang
dilalu banyak para peziarah.
Tapi tahun, demi tahun semuanya berubah. Tak ada lagi
atmosfir seperti itu. Padahal sekarang hampir memasuki bulan suro yang artinya
sebentar lagi harusnya ada para pedagang yang menjajakan dagangan mereka ke
para peziarah.
Para pedagang banyak macam berjual, mulai dari pakaian,
mainan, buku, dan segala hal ada saat tradisi yang disebut khoul ini hadir.
Tak hanya ubahnya mall besar yang terbuka, saat khoul
seperti ini ada juga hiburan pasar malam dengan beraneka mainanya yang sangat
menyenankan anak-anak.
Dulu waktu saya kecil, hampir setiap malam pasti jalan-jalan
di ajak teman saya hanya untuk melihat orang-orang, yang berjajaran manawarkan
dagangannya. Kami hanya, bisa melihat dagangan orang-orang karena memang niat
kami waktu itu hanya untuk melihat-lihat saja.
Dan tujuan kami terkahir adalah saat sampai ke pasar
malamnya, tapi sekarang pasar malanya di pindah karena lapangan yang dulu di
bangun sekolah lagi.
Yah, karena dulu masih kecil, jadi kami hanya melihat orang
akan menaiki wahana permainan. Tapi hanya dengan begitu saja kamu sudah bisa
sangat bahagia. Apalagi saat ada seorang teman kami yang bawa uang, dan satu
tiket dibuat untuk banyak orang, walapun pada awalnya penjaganya tidak
membolehkan.
Tapi, suasana seperti dulu sudah sangat jarang dilihat, atau
bisa di bilang sudah tidak ada. Tapi inilah dunia, siapa aja yang tidak
mengikuti zaman, maka akan ditinggal oleh zaman, tak peduli apakah itu tradisi,
budaya dan segala sesuatu yang dianggap kuno oleh zaman.
Zaman tak pandang bulu, membasmi semua yang ia lewati. Jika tak
sesuai kemauan zaman, maka dia akan mati secara pelan-penlan, termasuk juga
khoul ini yang telah membuat mas kecil saya sangat bahagia dengan
berjalan-jalan melihat orang lalu lalang.
Tapi sebuah tradisi bisa berjalan dengan baik dan bertahan
dari gempuran zaman, emang orang-orang didalamnya harus ikut berpean untuk ikut
melestarikan tadisi juga. Tanpa tak sadar banyak orang yang ikut hanyut dalam
sebuah kemajuan zaman yang terlalu cepat, hingga ahkhirnya mereka lupa akan
tradisi yang telah dijaga selama puluhan tahun.
Tak perlu waktu 10 tahun untuk menghilangkan sebuah tradisi
yang sudah berjalan dengan lama. Hanya butuh beberapa tahun saja untuk
menghilangkan sebuah tradisi, dan sekarang tradisi di tempat saya sudah mulai
tergerus dengan zaman yang kejam yang
disebut modern.
Tapi apalah daya, banyak orang yang menganggap kalau tradisi
seperti hanyalah sebuah hal sepele yang tak perlu di lestarikan. Padahal
tradisi seperti ini membawa banyak manfaat bagi para pemilik tanah yang
menyewakan tanahnya untuk para pedagang yang ingin berdagang di tempat itu.
Sangat disayangkan memang, tapi mau apa lagi,orang-orangnya
saja tak mau peduli dengan tradisi yang mereka bangun sendiri, apalagi orang
lain. Mereka merasa masa bodo, dengan kejadian seperti ini, mereka menganggao
hilangnya sebuah tradisi itu wajar adanya.
Saat sudah seperti ini, tradisi hanya akan menjadi sejarah
yang dikenang masa indahnya oleh para pelaku sejarah yang melakoni sejarah.
Generasi mudah hanya akan menndengarkan cerita-cerita indah
saat tradisi ini masih di jaga, mereka hanya bisa membayangkan rasanya
bagaimana saat jalan-jalan dihimpitan banyak orang, bertemu dan bertatap muka
dengan orang baru.
Walaupun suatu saat tradisi ini akan hilang, marilah kita
tetap menjaga tradisi ini sampai benar-benar hilang. Tulisalah sejarah kalian
bersama tradisi kalian, agar bisa menjadi rekaman yang indah untuk masa depan. Siapa
tahu tulisan Anda dibaca oleh orang yang ingin membangkitkaan sebuah tradisi
yang hilang
Semoga masih banyak orang yang peduli dengan tradisi-tradisi
seperti in dan mereka tetap menjaga tradisi, kalaupun tidak bisa menjaga dengan
sebuah upaya menjaga, tapi setidaknya kita bisa menjaga dengan tulisan. Jadi
ayo tulis tradisi-tradisi di daerah kalian yuk, agar internet isinya tak melulu
berita hoax.
0 komentar:
Posting Komentar